Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2012

Pengumuman Karya yang Berhak Dibukukan

20 ESAI Terbaik adalah yang tercetak tebal Pendidikan dan karakter bangsa: Jati Diri Bangsa Bermula dari Pendidikan.  Pendidikan untuk Mereka uang Tersisihkan.  Keprofesionalan Pendidikan Karakter Siswa (Guru), Jangan Diukur dari Embel-embel Sertifikasi.    Pendidikan Karakter dan Kemajuan Bangsa.    Pendidikan Humanis dan Problematika Kemanusiaan.  Pemuda Masa Depan.  Pendidikan Kita Tidak Dikotori oleh Orang Lain, Namun Oleh Pendidiknya.  Pendidikan Karakter, Perlukah?  Merindukan Sistem Pendidikan Terintegrasi Demi Terwujudnya Generasi Berkarakter. Aku dan Dunia-Contek Menyontek.  Sekolah Berbasis Kearifan Lokal, Peretas Pendidikan yang Membebaskan.  Revolusi Optimisme.  Menggugat Civitas Academica Kampus untuk Mempertahankan Karakter Bangsa. Pendidikan di Daerah Terpencil: Tidak Selamanya yang Terpencil itu Terbelakang.   Kedaulatan Program Pendidikan Indonesia (Sebuah Realita dan Upaya Pemerataan Pendidikan di Daerah Pelosok Negeri).  Dilema Masya

Voting ditutup

Pengumuman Tanggal 30 Oktober 2012 pukul : 21.00

Bazar Buku SIA2012

Bismillahirrahmanirrahim Bazar Buku Hadir di acara Sospol In Action demi memfasilitasi Masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses buku murah.dari sini diharapkan akan terbangun budaya baca yang tinggi. bazar buku SIA menjual berbagai macam buku seperti : Sirah Nabawiyah Buku Pendidikan Biografi Tokoh Karya Tokoh Indonesia Sejarah Novel Kehidupan dll Bazar Buku ini Mengunakan Metode Pembayaran "Totalitas Ikhlas" cp : 08978280141

Rahmah El Yunussiyah (Pendahuluan)

Dunia pendidikan kita di Indonesia saat ini masih berjuang keras untuk bangkit. Dengan harapan kebangkitan pendidikan itu suatu saat akan membuat peringkat SDM Indonesia tidak lagi di bawah angka 100 tetapi bisa masuk dalam jajaran 10 besar dunia. Ditengah kerja keras membenahi pendidikan, dalam saat yang sama, bangsa kita juga semakin miskin tokoh yang dapat menjadi figur teladan bagi umat dan bangsa. Kepergian tokoh-tokoh besar pejuang Indonesia ke hariban Tuhannya belum tergantikan sampai saat ini. Walaupun demikian, suri teladan dan kisah perjuangan yang mereka tinggalkan tetap bergema di pelosok negeri. Gema keteladanan mereka yang kita bingkai dalam mendidik anak dan generasi semoga akan melahirkan kembali generasi tangguh yang akan mengangkat peringkat kualitas SDM Indonesia di pentas internasional seperti perjuangan yang telah dilakukan Rahmah EL Yunusiyyah. Nama Rahmah EL Yunusiyyah goresan sejarah yang indah. Melukiskan ketegaran seorang muslimah pejuang dan pe

Fauziah Fauzan EL M, SE, AKt, MSi.

CURRUCULUM VITAE Nama                                       : Fauziah Fauzan EL M, SE, AKt, MSi. Jenis Kelamin                         : Perempuan Tempat Tanggal Lahir          : Padang, 5 Januari 1971 Status Perkawinan                : Kawin Agama                                     : Islam Jabatan                                     :               Pimpinan Perguruan  Diniyyah Puteri- Padang Panjang   Ketua STIT Diniyyah Puteri  R ahmah EL Yunusiyyah   Direktur Diniyyah Training Centre   Direktur Diniyyah Research Centre Alamat            Kantor                : Jalan Abdul Hamid Hakim No 30 Padang Panjang             Telp/ Fax                      : 0752 – 82386/  0752-84513 Alamat Rumah                         : Jln Abdul Hamid Hakim  no 40 Padang Panjang             Telp/ Fax                     : 0752 – 82830 ,  HP: 08163256271 Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Voting Online Dimulai

Voting Online akan di adakan dari tanggal 22 - 25 Oktober 2012 cara memberikan voting dengan menggunakan akun Facebook dan Twitter kalian. Men-Klik tombol "like" facebook yang terdapat di bawah tulisan ( 1 like = 1 poin ) Melakukan tweet dengan memnggunakan tombol tweet yang terletak di akhir tulisan  ( 1 tweet = 0.1 poin ) Men-Klik tombol voting di bawah karya ( 1 voting = 1 Poin ) Selamat melakukan voting ESAI (diambil 20 Esai dengan Poin terbanyak) Pendidikan dan karakter bangsa: Jati Diri Bangsa Bermula dari Pendidikan.  Pendidikan untuk Mereka uang Tersisihkan.  Keprofesionalan Pendidikan Karakter Siswa (Guru), Jangan Diukur dari Embel-embel Sertifikasi.    Pendidikan Karakter dan Kemajuan Bangsa.   Pendidikan Humanis dan Problematika Kemanusiaan.  Pemuda Masa Depan.  Pendidikan Kita Tidak Dikotori oleh Orang Lain, Namun Oleh Pendidiknya.  Pendidikan Karakter, Perlukah?  Merindukan Sistem Pendidikan Terintegrasi Demi Terwujudnya Generas

Aku Bangga Jadi Anak Indonesia

Meraih Mimpi Untukmu Indonesia

Indonesiaku

Kita Anak Bangsa Indonesia

Negeriku Negeri Penuh Mimpi

Semua Untuk Indonesiaku

Berdiri Untuk Indonesia

Stetoskopku Untuk Indonesiaku

Prestasiku Untuk Masa Depan (2)

Prestasiku Untuk Masa Depan (1)

Indonesia Adalah Harga Mati

Mari Pahlawan

100% Indonesia

Anti Suap

Negeri Emas

Aku Wayang dan Aku Indonesia

Generasi Muda itu, AKU

Suarakan Aksimu

Semangat Garuda Indonesia

Nasionalisme Is Me

Rumah Sakit Herbal Sebagai Pemanfaatan Kekayaan Alam Indonesia

Klik untuk Memperbesar

Tidak Selamanya Yang Terpencil Itu Terbelakang

oleh : Hardiat Dani Satria Membicarakan pendidikan memang sesuatu yang ironis. Bisa dikatakan, banyak orang menganggap pendidikan itu sebagai keharusan dan pencapaian yang sangatlah penting. Tidak jarang yang menjadikan pendidikan itu sebagai sarana prestis semata untuk meningkatkan status sosial. Pendidikan sekarang yang berkualitas hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang berduit. Saya yakin banyak yang berharap bahwa pendidikan dapat mengubah nasib dan meninggikan status ekonomi. Apakah seperti itukah tujuan dari pendidikan?. Dengan demikian sama saja pendidikan sebagai sarana ajang peningkatan prestis dan pencari ijazah saja.

Pengaruh Pendidikan Lingkungan Terhadap Minimalisasi Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan Di Dusun Wini, Kelurahan Humusu C, Nusa Tenggara Timur, 2012

oleh :Tri Octavianti 22 Juni 2012, pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kelurahan Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT),   dalam rangka Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia (K2N UI) 2012. Pengalaman luar biasa untuk mengabdi dan melihat langsung saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Indonesia, dengan segala keterbatasan yang ada di sana. Akses untuk sampai di Kelurahan Humusu C melalui jalan darat dapat ditempuh selama delapan (8) jam dari Kupang, Ibukota Provinsi NTT. Kelurahan Humusu C terdiri dari empat dusun yakni Dusun Wini, Dusun Maesmolo, Dusun Temkuna, dan Dusun Manufonu. Kelurahan Humusu C merupakan daerah perbatasan Republik Indonesia (RI) – Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) dengan dusun yang berbatasan langsung ialah Dusun Wini. Selain itu, Kelurahan Humusu C merupakan wilayah pegunungan sekaligus terletak di pinggir pantai yang memiliki pemandangan indah. Akan tetapi, satu hal yang merusak keindahan h

Kecilnya Arti Pendidikan di Daerahku Yang Terpencil

oleh : Philip Anggo K Begitulah hal yang  ada di benak saya ketika melihat kembali pada kenyataan pendidikan formal desa saya. Benar jika saya mengatakan bahwa desa saya adalah desa yang kecil. Secara geografis dapat dilihat dalam peta atau google map letak dari desa saya. Jika melihat map dari provinsi DIY maka coba sedikit melirik ke pojok kanan bawah dari map, disitu akan ada sebuah kabupaten yang tidak asing lagi namanya, kabupaten Gunungkidul. Setelah itu mari coba melirik lagi ke pojok kanan bawah sekali lagi, disitu akan terdapat suatu kecamatan bernama Rongkop. Di kecamatan tersebutlah saya tinggal dan memulai awal pendidikan saya mulai dari SD, SMP, sampai SMA. Namun marilah menengok sekali lagi map kita dan kita masukkan sebuah kata dalam pencarian map dengan kata “Botodayaan”, maka kita akan menemukan suatu daerah yang ketika dilihat dari mata map sebagai tempat yang dipenuhi bukit di setiap sudut map.

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Daerah Terpencil

oleh : Partin Nurdiani Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spititual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya. Mulai dari prestasi-prestasi anak didik kita di tingkat nasional maupun international hingga rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil. Masih kurangnya sarana dan prasarana dan kualitas pengajarnya yang pas-pasan menjadi salah satu faktor penyebab pendidikan di daerah terpencil terkesan tertinggal. Sehingga kemajuan pendidikan di Indonesia hanya terpusat di daerah perkotaan sedangkan di daerah terpencil kurang diperhatikan. Tak jarang kurangnya perhatian pemerintah itu mengesankan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum benar-benar adil seperti apa yang tercantum dalam UUD 1945.

“Kami” Butuh Pendidikan

oleh :Nurdianah Fitri Mendapatkan pendidikan adalah hak bagi setiap anak. Seperti yang kita tahu, banyak anak-anak di daerah pelosok atau terpencil yang tidak mendapatkan pendidikan sekolah. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah, ditambah lagi bagi mereka yang kurang mampu, biaya pendidikan itu tidaklah murah. Beberapa faktor lagi yang membuat mereka enggan untuk sekolah adalah sarana transportasi dan jauhnya jarak sekolah dari tempat tinggal mereka. Sekolah di daerah-daerah memang jauh dari pemukiman masyarakat dan dari segi jumlah masih perlu penambahan.

Inilah Aku, Kamu Dan Kita

oleh : Nosta Perlin N “Sekolah itu bukanlah segalanya. Tanpa sekolah, kamu masih bisa hidup”. Sebuah kalimat yang sering di ucapakan oleh kedua orang tua ketika anaknya beranjak memasuki usia sekolah. Anak-anak di Nias tidak pernah menolah dan selalu menggangguk menandakan bahwa mereka setuju.             Anak di Nias yang sudah berumur 6 sampai 7 tahun sudah terbiasa mandi di sungai deras sendirian. Dengan gesitnya anak-anak tersebut cepat-cepat kembali kerumah, berpakaian dan berangkat sekolah. Tanpa mobil, tanpa angkot dan sepeda. Mereka  berjalan kaki walaupun sekolahnya berjarak ratusan meter. Keadaan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan anak di kota besar yang sudah terbiasa dengan istilah “antar jemput”. Angkot, becak dan angkutan umum bertebaran dimana-mana.

Dimanapun Kaki Berpijak, Berkontribusilah untuk Pendidikan

oleh : Karina Octavira Seorang gadis kecil berumur sekitar tujuh tahun berlari sembari menjinjing tasnya. Namanya Nina, anak perempuan yang tinggal tidak jauh dari kontrakan saya di Samarinda. Ia memakai pakaian yang sebelumnya belum pernah ia pakai lagi entah sejak kapan. Hari ini hari pertamanya sekolah, setelah sekian lama tidak merasakan suasana sekolah. Dulu, ia sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar di Jawa sebelum pindah ke Samarinda, Kalimantan Timur, namun putus sekolah tanpa sempat naik kelas. Tak sekolah sekitar satu tahun, saya dan teman-teman kerap membantunya belajar, walaupun sekadar membaca, mengenal huruf, menulis, dan berhitung. Kenapa ia tidak melanjutkan pendidikannya di Samarinda? Alasannya karena masalah administrasi di sekolah lama yang menyulitkannya untuk melanjutkan sekolah. Tapi sepertinya bukan karena itu saja, mungkin juga karena orang tuanya.

Buka Mata

oleh : Dwi Yulianti Pendidikan adalah hal yang memiliki peran penting didalam perkembangan dan kemajuan sebuah bangsa. Karakter sebuah bangsa dibentuk melalui pendidikan. Hanya bangsa dengan tingkat pendidikan yang baiklah yang mampu membentuk karakter kuat dalam tubuh bangsanya. Melalui pendidikan yang baiklah kemudian lahir generasi bangsa yang cerdas secara akademik, moral serta emosi. Melalui pendidikan pula lahir lah generasi bangsa yang tidak akan dengan mudah tergerus oleh zaman dan pengaruh buruk dari luar. Begitu pentingnya pendidikan sampai–sampai pada saat peristiwa jatuhnya bom Hirosima dan Nagasaki pemerintah Jepang memerintahkan para tentaranya untuk segera menemukan para guru yang masih hidup. Negara Jepang pada saat itu, sadar betul bahwa hal dasar yang dibutuhkan untuk kembali membangun bangsanya bukalah hanya uang dan materi melainkan ilmu yang dapat diperoleh melalui pendidikan.

Memutus Lingkaran Setan Kemiskinan melalui Pendidikan

Oleh: Doriani Lingga Kemiskinan merupakan masalah klasik yang dialami oleh hampir setiap negara, khususnya negara-negara sedang berkembang. Sulitnya mengatasi masalah kemiskinan turut memperkeruh keadaan, hingga kemiskinan seolah menjadi suatu masalah yang tak kunjung menemui titik akhir. Indonesia sebagai salah satu negara yang juga masih berjuang mengatasi masalah kemiskinan turut menghadapi persoalan yang sama. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memerangi kemiskinan, diantaranya ialah pemberian bantuan materil seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi pangan untuk masyarakat miskin, pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan program IDT serta Kukesra/Takesra yang merupakan pemberian modal bergulir sebagai hibah dan pinjaman/kredit mikro.  Namun tampaknya upaya tersebut belum mampu memberikan hasil yang diharapkan. Angka kemiskinan di Indonesia tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta j

Terdepan Juga Terbelakang : Sebuah Potret Pendidikan di Daerah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia

ditulis Oleh : Irwin Septian Dewasa ini telah lama kita ketahui pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan manusia, semua hal dapat terungkap dan dijelaskan dengan adanya pendidikan. Tanpa pendidikan, mungkin bumi ini akan banyak dipenuhi orang-orang yang tak berakal dan perusak. Pemerintah pun telah gencar mempromosikan kepada warga negaranya agar dapat sekolah hingga minimal jenjang SMP (Wajib Belajar 9 tahun), kenapa pemerintah begitu perhatian sekali dengan pendidikan ? bahkan 20% APBN kita diambil hanya untuk pendidikan. Mestinya dengan dana begitu besar kita harus lebih maju dan bisa sejajar dengan negara lain.

Menggugat Civitas Akademika Kampus untuk Mempertahankan Karakter Bangsa

ditulis Oleh : Syaifudin Pengantar Diskursus Multikulturalisme merupakan karakteristik bangsa Indonesia. Karakteristik itu ditunjukkan tidak hanya dari 17.500 pulau yang beragam jenis, tetapi juga dari kekayaan etnis, budaya, dan agama. Dari keanekaragaman itu, Sultan Hamengku Buwono X (2008: 21) mengibaratkan Indonesia seperti taman dunia, yaitu taman miniatur dunia yang dipenuhi dengan keindahan beragam etnis, budaya, dan agama. Istimewanya, karakteristik Indonesia tersebut masih kokoh tertopang oleh empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat pilar itu menjadi konsensus final bagi bangsa Indonesia. Keempatnya merupakan harga mati untuk dipertahankan.

Revolusi Optimisme

ditulis Oleh : Rohmatikal Maskur Apakah potensi terbesar yang dimiliki Indonesia? Sering kali pertanyaan tersebut dilontarkan. Ada yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada kekayaaan sumber daya alamnya (SDA), jika kita bisa memaksimalkan pengolahannya pasti Indonesia akan sejahtera. Ada juga yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada letak geografis dan kebudayaannya, jika kita bisa memaksimalkan pengelolaannya pasti pariwisata Indonesia mampu menjadi sumber kesejahteraan yang besar bagi Indonesia. Tidak berhenti disitu, ada juga yang menjawab potensi terbesar Indonesia terletak pada sumber daya manusianya (SDM), jika pendidikan di Indonesia berhasil melahirkan generasi emas, maka pasti Indonesia akan benar-benar sejahtera.

Sekolah Berbasis Kearifan Lokal: Peretas Pendidikan Yang Membebaskan

Karya: Mu’awanah Arena pendidikan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dengan derajat tinggi. Dalam kondisi keterpurukan bangsa dan negara, pendidikan diharapkan menjadi andalan untuk bangkit melalui perubahan. Sayangnya, lembaga pendidikan masih menjadi bagian dari masalah nasional; Kurikulum yang tidak pernah konsisten, menyebabkan  tidak melihat latar belakang individual pendidik dan yang terdidik (murid) . Masalah nasional tersebut juga disusul dengan   k urikulum yang masih terpusat, kastanisasi pendidikan sebagai akibat pendidikan mahal, serta sertifikasi yang membuat para pendidik (guru) gelap mata, bahkan membudayanya transaksi pendidikan. [1]

Merindukan Sistem Pendidikan Terintegrasi demi Terwujudnya Generasi Berkarakter

ditulis oleh :  Mochamad Rifqi Alian Hampir seabad yang lalu, seorang penulis dan wartawan muda yang prihatin terhadap kondisi bangsanya menulis sebuah artikel kontroversial yang dimuat dalam surat kabar De Expres . Als ik een Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda), menyiratkan kisah pilu kondisi masyarakat Indonesia di tengah keberlimpahan kekayaan alam yang dimiliki. Keterbelakangan pendidikan para pribumi mengusik keprihatinan sang penulis muda. Hingga pada tanggal 3 Juli 1922, sang penulis mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa. Ya, Ki Hajar Dewantara, dengan semboyannya yang begitu terkenal, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani, mengupayakan kesetaraan hak pendidikan bagi kaum pribumi. Hak memperoleh pengajaran, hak yang pada hakikatnya adalah asasi bagi setiap generasi di muka bumi ini.

Pendidikan Karakter, perlukah?

ditulis oleh : Lena Riana Sani Pendidikan karakter mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dasar karakter jadi modal utama pembentuk generasi muda suatu bangsa. karakter yang dimilikinya nanti akan ikut menentukan keberhasilan suatu bangsa di masa yang akan datang. Di samping keahlian yang dimiliki, karakter yang baik akan menjadi suatu penyeimbang dalam proses pembelajaran dan kehidupan nyata atau sosial.

Pendidikan untuk Mereka yang Tersisihkan

ditulis Oleh :  Muwaffiqol Fahmi Al-muttaqin Hembus angin sore mulai terasa menusuk tulang. Dingin. Letih sekali sejak tadi mengedarkan pandang ke kanan-kiri tak juga kutemukan alamat yang kucari. Pintu belakang angkot biru yang dibuka penuh membuat angin dengan leluasa memaksa bulu-bulu kulitku berdiri. Walaupun sudah dua tahun lebih aku tinggal di kota ini , tak pernah aku menghafal nama -nama jalan.

Aku dan Dunia Contek - Mencontek

ditulis Oleh : Jenny Rahayu “Setitik langkah untuk berubah dan berbuah” Geram, aku mendengar wacana perubahan dari berbagai pihak dan kalangan. Katanya, mau membenahi ini dan itu. Tetapi, semua sekadar wacana tanpa ada aksi nyata. Dunia pendidikan yang seharusnya membentuk karakter bangsa telah kehilangan arah. Karena faktanya, diri ini melihat dan merasakan esensi pendidikan belum sesuai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Kita Tidak Dikotori Oleh Orang Lain Namun Oleh Kaum Pendidiknya

Oleh : I Komang Wisnu Budi Wijaya             Saat ini pendidikan di Indonesia sedang diwarnai berbagai kasus yang mengarah pada kasus criminal seperti pembocoran soal dan jawaban UN oleh oknum guru dan kepala sekolah, penganiayaan oknum guru kepada murid dan pemerkosaan murid oleh oknum guru dan kepala sekolahnya sendiri. Kasus-kasus ini sudah tentu berpengaruh terhadap citra pendidikan di Indonesia yang nanti muaranya akan mengarah kepada kualitas pendidikan.

Pemuda Masa Depan

ditulis Oleh : Deni Setiadi Tanggal 28 oktober merupakan hari sumpah pemuda. Sebuah sejarah yang memberikan bukti nyata peran pemuda dalam persiapan kemerdekaan sekaligus bentuk cinta sepenuhnya terhadap Negara republik Indonesia. Perjanjian dalam bentuk sumpah yang menyatakan satu kesatuan yaitu kesatuan republik Indonesia dalam segala aspek. Sebagai pemersatu dengan keanekaragaman yang dimiliki berupa bahasa, kebudayaan, suku, dll. Melihat banyaknya keanekaragaman tersebut dapat menimbulkan konflik bila tidak ada pemersatu, karena saling menonjolkan ego tiap daerah. Patut disyukuri lahirnya sumpah pemuda ini berdampak baik pada kesatuan utuh Indonesia. Pesimisme rakyat akan mendapatkan kemerdekaan sempat muncul, namun upaya pemuda dalam melakukan negosiasi praktis berupa sumpah membuka harapan Indonesia bisa merdeka.

Pendidikan Humanis dan Problematika Kemanusiaan

ditulis oleh : Aura Alifa Asmaradana Sebagai sebuah negara yang sedang terus merintis demokrasi, Indonesia berkali didera masalah kekerasan terhadap kemanusiaan. Sayangnya, Indonesia tampak belum cukup sigap menghadapinya. Sampai saat ini, ada banyak kasus kemanusiaan yang diabaikan oleh instansi yang berwenang. Misalnya saja penculikan, penahanan dan penangkapan sewenang-wenang, serta penghakiman terhadap kaum tani dan nelayan di berbagai belahan Indonesia. Juga kejadian yang seringkali dianggap remeh, kecurangan pada pelaksanaan Ujian Nasional yang sudah banyak dipublikasikan media massa. Pembagian jawaban soal ujian oleh guru dan pencontekan massal bukanlah masalah sederhana. Itu adalah masalah pengabaian nilai-nilai kemanusiaan. Besar kemungkinan, jika hal itu dibiarkan akan menumbuhkan perilaku koruptif dan penindasan yang merugikan masyarakat luas.

Pendidikan Karakter dan Kemajuan Bangsa

 ditulis Oleh : Abdushshabur Rasyid Ridha “Pendidikan karakter itu tak sekedar dipelajari tetapi dipraktekkan” Hari itu adalah hari pertama saya masuk kuliah, sebagai mahasiswa baru ekspektasi saya saat itu adalah akan mendapatkan ilmu yang baru yang mungkin belum pernah diajarkan saat dimasa SMA. Namun, mata kuliah di hari pertama saya kuliah saat itu adalah sejenis mata pelajaran bimbingan konseling saat di SMA. Awalnya saya kecewa karena pada saat itu mata kuliah pengembangan kepribadian diri seperti ini hanya dianggap sekedar formalitas saja tanpa ada implementasi yang nyata di kehidupan sehari-hari. Sehingga upaya diadakannya mata kuliah seperti ini justru menjadi mata kuliah yang anggap remeh oleh banyak mahasiswa dan juga dinilai tidak efektif untuk diterapkan di sebuah perguruan tinggi. Jika sudah begini apakah nantinya jenis mata kuliah seperti ini akan berjalan efektif dan berdampak bagi peserta didiknya? Jawabannya kembali kepada bagaimana sistem dari pihak se