Pendidikan Indonesia hari ini dibangun dengan dasar yang tidak
jelas pijakanya. Pendidikan bukan lagi menjadi sarana untuk membentuk peradaban
manusia yang berakhlak. Pendidikan lebih diarahkan dalam konteks ekonomi.
Komersialisasi pendidikan terus mendapatkan legalitas di atas Undang - undang
pendidikan. Padahal pendidikan adalah kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan
oleh seluruh rakyat indonesia.
Pendidikan telah terputus dari sejarahnya. Tongkat estafet para
tokoh pendidikan yang membangun Indonesia. Telah dicampakkan dan dibiarkan,
karyanya menjadi asing bagi masyarakatnya sendiri. Pendidikan Pesantren ,
Muhammadiyah , Taman Siswa, dan Sekolah Rakyat dahulu hadir untuk melawan
kesewenang – wenangan para penjajah, mencabut penjajahan kolonial sampai ke
akar – akar masyarakat. mereka ada untuk memberikan kesempatan belajar bagi
rakyat miskin yang waktu itu dipersulit mendapatkan pendidikan di sekolah. Masyarakat
Dibiarkan bodoh agar terus muda terjajah oleh Pemerintah Kolonial.
Namun pesantren terus berjuang mendidik generasi bangsa. Melawan
kesewenang –wenangan adalah hal yang muliah, akhirnya Pesantren melahirkan
pahlawan – pahlawan besar seperti K.H Hasyim Asy’ari, K.H Wahab Hasbullah, K.H
Wahid Hasyim, K.H Idam Chalid, K.H Imam Zakarsy, K.H Zainudin Fananie, K.H
Ahmad Sahal, dst. Hari ini pun pesantren masih eksis melahir banyak tokoh
bangsa melalui pendidikan pesantren baik yang salafi ataupun yang sudah
dimodernkan namun tetap menggunakan metode yang sesuai Al Qur’an dan
Sunnah Rasul. Pondok Pesantren Modern Gontor adalah salah satu pesantren yang
banyak di akui masyarakat.
Selain Pesantren tentu kita juga mengenal Muhammadiyah, Metode
pendidikan yang telah dipelopori oleh K.H Ahmad Dahlan telah banyak melahirkan
pahlawan – pahlawan besar seperti Jend. Soedirman, Ki Bagus Hadi Kusuma, dst.
Muhammdiyah hari ini tetap eksis dalam berkontribusi membangun bangsa melalui
pendidikan. Pertanyaan besar yang hari ini patut kita pertanyakan kepada diri
setiap pendidik. Bagaimana Muhammdiyah bisa melahirkan begitu Banyak Pejuang,
Ulama , dan Pahlawan ? Metode Pendidikan seperti apa yang Mereka Terapkan?
Begitu juga dengan Ki Hajar dewantara yang mendirikan Taman siswa
sebagai bentuk perlawan terhadap pendidikan kolonial yang memisahkan Setiap
anak bangsa dari jati diri bangsanya. Sekolah Rakyat yang dibangun oleh Tan Malaka
juga turut memberikan banyak kontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa. Sekolah
Rakyat hadir juga atas kepedulian terhadap kamu lemah yaitu “Pendidikan untuk selalu berorientasi ke bawah”.
Sekolah Rakyat telah menginspirasi para pendidikan di lain hari. Namun Hari ini
semakin dalam tenggelam
Pembanguna
Pendidikan yang hari ini kita rasakan juga tidak selalu di perjuangkan oleh
laki – laki. Rahmah El- Yunussiyah juga mendikirin pondok Pesantren Khusus
untuk perempuan jauh sebelum R.A Kartini melakukanya.
Sangat disayangkan jika hari ini kaum muda, para pendidik dan
masyarakat umum tidak lagi mengenal perjuangan para pahlawan pendidikan. Apa
yang mereka perjuangkan? Dengan cara apa ? apa karya mereka melalui pendidikan
? padahal melalui pendidikanlah dapat terciptanya generasi indonesia yang
Berkarakter dan Merdeka. Sudah saatnya kini kita kembali mengkaji literasi
–literasi pendidikan yang mereka tinggalkan untuk kita dapatkan manfaatnya dan
meneruskan apa yang mereka bangun. Meneruskan apa yang mereka perjuangkan.
Menuju Indonesia yang lebih baik.
Comments
Post a Comment