Skip to main content

Pemuda Masa Depan

ditulis Oleh : Deni Setiadi
Tanggal 28 oktober merupakan hari sumpah pemuda. Sebuah sejarah yang memberikan bukti nyata peran pemuda dalam persiapan kemerdekaan sekaligus bentuk cinta sepenuhnya terhadap Negara republik Indonesia. Perjanjian dalam bentuk sumpah yang menyatakan satu kesatuan yaitu kesatuan republik Indonesia dalam segala aspek. Sebagai pemersatu dengan keanekaragaman yang dimiliki berupa bahasa, kebudayaan, suku, dll. Melihat banyaknya keanekaragaman tersebut dapat menimbulkan konflik bila tidak ada pemersatu, karena saling menonjolkan ego tiap daerah. Patut disyukuri lahirnya sumpah pemuda ini berdampak baik pada kesatuan utuh Indonesia. Pesimisme rakyat akan mendapatkan kemerdekaan sempat muncul, namun upaya pemuda dalam melakukan negosiasi praktis berupa sumpah membuka harapan Indonesia bisa merdeka.
Berbekal eksistensi dan peran pemuda merupakan suatu realitas yang tidak bisa dipungkiri sehingga tertanam dalam setiap pribadi guna membentuk karakter kuat sebagai proses persiapan memperjuangkan hak kemerdekaan. pemuda pada masa itu telah menunjukkan komitmen yang besar bagi bangsa dengan terlibat secara langsung dalam proses perjuangan. Mestinya saat inipun jiwa kejuangan yang tinggi masih bisa diteladani oleh generasi muda. Kita sadari bersama, bahwa kondisi dan alamnya sudah berbeda. Namun bukan berarti bahwa masa lalu sudah tidak ada yang relevan dengan masa kini. Banyak keteladanan yang diberikan para pendahulu yang bisa kita petik dan kita contoh. Para pendiri dan penegak republik ini pada waktu itu umumnya masih berumur muda. Namun mereka sanggup dan mampu memperjuangkan kemerdekaan.
Sangat kental jiwa kebangsaan setiap pemuda bila mengingat kembali peristiwa sumpah pemuda. Bentuk kebangsaan bermoral menjadi salah satu bagian jiwa kebangsaan. Refleksi tersebut tidak berlaku untuk pemuda sekarang. Padahal kemajuan teknologi semakin maju sebagai bagian dari proses lahirnya era globalisasi yang bertujuan membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Namun itu justru membuat setiap manusia terutama pemuda menjadi lemah. Lemah dalam pembangunan diri sehingga merasa tidak perlu repot-repot melakukan suatu hal karena dengan teknologi sudah bisa diselesaikan.

Begitu banyak hal yang dikorbankan dalam proses memerdekakan Indonesia maupun jiwa bangsa itu sendiri baik harta, jiwa dan waktu. Harta yang dimiliki tidak sungkan dikeluarkan untuk memperjuangkan kemerdekaan, walaupun hanya pas-pasan bukanlah menjadi halangan karena jiwa yang telah kental dengan persatuan dan kesatuan. Waktu pun menjadi taruhan demi hengkangnya penjajah moralitas dan kekayaan sumber daya yang dimiliki bangsa ini. Terlihat sangatlah berbeda dengan keadaan jiwa pemuda sekarang. Krisis akhlak menjadi permasalahan serius yang harus terlebih dahulu diselesaikan karena bila jasmaniyahnya sehat tapi ruhiyahnya rusak,  maka tidak mampu mengendalikan pribadinya sendiri. Banyak pejabat dengan kemampuannya membangun bangsa dari hasil pendidikan di dalam maupun luar negeri justru melakukan tindakan korupsi, berarti ada yang salah pada pribadi pejabat tersebut yaitu Akhlak. Perbaikan akhlak dengan pendekatan agama secara personal terhadap setiap pemuda sangatlah penting karena kebanyakan mereka malu untuk mempelajari agama bahkan lebih parah adalah agama hanya sebagai status pelengkap di tanda pengenal.

Pembangunan bangsa kedepan ada ditangan pemuda, harusnya sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar ketika berada dalam posisi untuk membangun sudah tidak canggung lagi. Jangan sampai membangun korupsi, kolusi, nepotisme ataupun kejahatan yang lain. Cukup orang-orang tua terdahulu saja yang melakukan hal itu, karena mereka sudah uzur jadi tidak teliti dalam membangun. Beberapa yang perlu disiapkan adalah kekuatan diri dan kegoyahan dalam politik pembangunan adalah hal yang lumrah dan itu perlu disiasati agar bisa mengendalikan kegoyahan tersebut. Banyak pesaing-pesaing yang katanya ingin membangun negeri tercinta padahal tujuan utamanya adalah kekuasaan bisa menjadi penggoyah sehingga mampu menggulingkan kita dengan berbagai cara bulusnya, seperti syetan dengan berbagai caranya menjerumuskan manusia masuk ke lembah jahanam.

Menyadari kompleksnya permasalahan saat ini dan besarnya tantangan masa depan, generasi muda dituntut memiliki karakter yang kuat dan komprehensif. Kuat dalam hal ini bisa ditafsirkan tetap teguh melakukan hal yang harus dilakukan ketika tidak ada yang sudi memperhatikan, tegar ketika tidak ada yang menghargai, karena tidak berorientasi pencitraaan. Komprehensif dalam hal ini berarti mencakup berbagai sifat pemuda sebagai garda perubahan, yaitu jujur, tanggungjawab, disiplin, dan konsisiten dalam mencintai kebenaran dan menjunjung keadilan. Pemuda juga harus memiliki sifat pembelajar, sabar, empati, kreatif, dan kerjasama dalam menjalankan perannya sebagai salah satu komponen masyarakat yang paling dinamis. Sehingga ungkapan pemuda harapan bangsa bukan hanya ungkapan kosong tanpa makna.

Hal ini perlu disadari oleh generasi muda karena memiliki tugas berat mengembalikan kejayaan Indonesia seperti sedia kala. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan keindahan disetiap tempat bak surganya dunia sangatlah penting untuk diperjuangkan. Mau kapan lagi pemuda bergerak membangun negeri tercinta ini? Menunggu waktu yang tepatkah? Lantas kapan waktu yang tepat itu hadir? Kita tidak pernah tahu karena hanyalah Allah yang Maha  Mengetahui. Kita hanya mampu berikhtiar dan berdo’a dimulai dari saat ini demi negeri tercinta Indonesia jaya. Bangunlah pemuda dari tidur nyenyakmu, cukup untuk bermimpi karena sekarang saatnya merealisasikan mimpi itu. Mau dibawa kemana negeri ini bila pemudanya hanya bermalas-malasan, Foya-foya, Mabuk-mabukan, Nongkrong dijalan?

Sebuah gebrakan baru harus segera dicanangkan, melihat kondisi negeri yang semakin memperihatinkan. Kemiskinan semakin merajalela, korupsi semakin menjadi-jadi, kejahatan tidak perlu diragukan. Peran generasi muda sebagai agen perubahan harus benar-benar mampu merubah tokoh sentral jahat dalam panggung pemerintahan menjadi tokoh protagonis dalam setiap serial pertunjukan. Tidak mudah melakukan hal itu karena tokoh tua yang memiliki pengalaman masih mendominasi disetiap peran dan betah dengan peran tersebut. Mempersiapkan diri dari sekarang adalah langkah awal memasuki fase pertunjukkan yang akan semakin seru, pertikaian bisa menjadi bagian memasuki fase tersebut. Namun jangan menjadi permasalahan karena masih banyak hal yang harus diselesaikan. Pemuda bangsa: bangkit, lawan, hancurkan kedzaliman.

Comments

Popular posts from this blog

Prestasiku Untuk Masa Depan (1)

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Daerah Terpencil

oleh : Partin Nurdiani Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spititual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya. Mulai dari prestasi-prestasi anak didik kita di tingkat nasional maupun international hingga rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil. Masih kurangnya sarana dan prasarana dan kualitas pengajarnya yang pas-pasan menjadi salah satu faktor penyebab pendidikan di daerah terpencil terkesan tertinggal. Sehingga kemajuan pendidikan di Indonesia hanya terpusat di daerah perkotaan sedangkan di daerah terpencil kurang diperhatikan. Tak jarang kurangnya perhatian pemerintah itu mengesankan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum benar-benar adil seperti apa yang tercantum dalam UUD 1945.

Mengembalikan Karakter Indonesia Yang Sesungguhnya Dengan Kembali Menyalakan Semangat Seni Dan Budaya Yang Kini Mulai Padam

Oleh :  Fadjar Mulya Remaja merupakan generasi penerus bangsa, merekalah pemegang estafet kepemimpinan, mereka pulalah yang nanti menentukan masa depan negera Indonesia, mau bergerak kearah yang lebih baik atau mau tetap seperti saat ini, atau bahkan membuat negeri ini kearah yang lebih buruk, di tangan mereka kelak semua rakyat berharap suatu perubahan. Jumlah remaja di Indonesia adalah sekitar 26,7 % dari total penduduk Indonesia atau sekitar 63,4 juta jiwa (Vivanews 2012), jumlah yang cukup besar, dari 63,4 juta jiwa tadi sekitar 58 juta adalah Pelajar (Antaranews 2012) dan sekitar 4,8 juta adalah mahasiswa (Kompas 2011). Jumlah pelajar Indonesia ini hampir menyamai jumlah penduduk Inggris raya, artinya kita mempunyai potensi sumber daya manusia yang sangat besar, jika kita benar-benar mendidik remaja yang jumlahnya hampir menyamai jumlah penduduk Inggris raya tadi, tentu kelak Indonesia merupakan Negara yang disegani dunia, belum lagi kekayaan alam yang amat banyak, keanekara