Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2012

Aku untuk IndonesiAku

“Aku untuk IndonesiAku”  Sospol in Action merupakan salah satu program kerja yang dirancang oleh Departemen Sosial dan Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (BEM FMIPA UNJ). Mengangkat tema “Aku untuk IndonesiAku” yang fokus di bidang pendidikan, SIA (bagaimana acara ini sering disapa) 2012 hadir dengan warna yang jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Berbagai rangkaian kegiatan hadir untuk mengembalikan semangat nasionalisme pemuda Indonesia dalam momentum 84 tahun Sumpah Pemuda kali ini.  Diawali dengan adanya Lomba Esai dan Desain Poster, SIA 2012 mengajak seluruh pemuda Indonesia untuk dapat menuangkan idenya dalam sebuah karya. Bekerja sama dengan berbagai macam media partner, ada sekitar seratus lebih peserta yang mengikuti perlombaan ini. Setelah melalui proses penjurian, terpilihlah 36 esai dan 21 poster yang akan memasuki tahap voting offline dan online sebelum akhirnya terseleksi menjadi 20

Beberapa Catatan Terhadap Isi Buku Karya K. H. R. Zaenuddin Bey Fananie “Pedoman Pendidikan Modern” dan Kaitannya dengan Penyelenggaraan Pendidikan Nasional Pada Saat Ini

Oleh Prof. Dr. H. Soedijarto, MA I.           Buku K. H. R. Zaenuddin Bey Fananie Tentang Pedoman Pendidikan Modern sebagai Fenomena Sejarah Pendidikan Indonesia Adanya buku yang ditulis 78 tahun yang lalu dan mengupas semua elemen dari pendidikan seperti kedudukan pendidikan, tujuan pendidikan, metode pendidikan, pembagian pendidikan, jenis-jenis pendidikan (pendidikan tubuh dan rohani, pendidikan budi pekerti), pendidikan rumah tangga, pendidikan sekolah, hubungan antara rumah tangga dengan sekolah, kewajiban orang tua terhadap anaknya yang menjadi murid sekolah, cara mendidik, pendidikan sosial, pendidikan kepanduan, dan pendidikan pemuda, merupakan fenomena sejarah yang luar biasa . Karena pada saat itu, para tokoh pergerakan seperti Soekarno dan Mohammad Hatta sedang berada di pembuangan, dan rakyat pribumi yang menikmati pendidikan modern seperti HIS seperti yang diiikuti K. H. R. Zaenuddin Bey Fananie sangatlah terbatas, tidak lebih dari lima puluhan ribu murid di