oleh ; Muhammad
Fahdillah Fahmi
Dalam
pencapaian tujuan bersama suatu negara harus memiliki langkah serius untuk
mengoptimalkan potensi yang ada. Negara yang mampu mengelola potensinya maka
akan mampu mendorong terwujudnya tujuan negara tersebut. Dalam konteks ini
setiap negara tidak ada yang miskin, yang ada hanyalah negara yang terkelola
dengan baik atau salah kelola. Perkembangan saat ini justru memperlihatkkan
bahwa negara – negara dengan potensi sumber daya alam yang rendah adalah yang
menguasai perekonomian saat ini dan dipandang maju. Paradigma inilah yang perlu
kita pahami bahwa sumber daya alam tidak akan banyak berpengaruh tanpa disokong
oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Dari
hal tersebut kita bisa mengevaluasi kondisi yang ada di Indonesia saat ini.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan
sumber daya alam yang melimpah ruah sampai saat ini belum mampu berdiri sejajar
dengan bangsa – bangsa lainnya. Bahkan untuk di kawasan regional asean Indonesia
masih kalah jika dibandingkan negara malaysia ataupun filipina dari segi
pengelolaan dan kesejahteraan rakyat. Hal ini perlu kita sadari bahwa ada yang
salah dari negeri ini. Pembangunan tidak boleh hanya dianalogikan sebagai
perkembangan ekonomi saja tapi lebih dari itu, pembangunan harus menjadi upaya
dalam meningkatkan kemampuan SDM indonesia dalam penguasaan iptek untuk
terwujudnya pengelolaan negara yang mandiri dan berdaulat dalam segala aspek.
Sektor
pendidikan sebagai batu loncatan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang mandiri dan produktif
bagi perkembangan suatu negara diperlukan perhatian serius. Karena dengan
alokasi lebih dari 20% dari APBN dan
usia Indonesia yang lebih dari 67 tahun, pendidikan masih menjadi barang mahal
bagi sebagian besar rakyat indonesia yang kebanyakan berada di desa dan pada
kelompok masyarakat menengah kebawah. Hal ini ironis karena pada kelompok
masyarakat yang potensial dan membutuhkan pencerdasan yang lebih justru
pendidikan berharga mahal.
Peranan pemerintah dalam upaya
penyediaan pendidikan yang berkualitas dan bagi seluruh rakyat Indonesia dinilai maih sangat kurang. Hal ini
dapat dilihat dari masih mendominasinya rasio masyarakat yang berpendidikan
tinggi di pulau jawa dibandingkan dengan pulau – pulau yang lain. Diperlukan sikap
tanggap dari masyarakat terkait untuk ikut berperan serta menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia yang semakin
kompleks dan berlarut – larut. Pemuda sebagai motor penggerak suatu bangsa
perlu diberikan kesempatan dan peran yang besar untuk ikut serta dalam upaya
penyediaan pendidikan bagi semua.
Masalah
klasik yang menjadi wajah khas pendidikan indonesia adalah kualitas pelayanan
pendidikan yang ada di derah tertinggal.
Hal ini banyak dipengaruhi dari faktor geologis indonesia sebagai negara
kepulauan dengan karakteristik setiap daerah yang berbeda – beda dan juga
masalah paradigma dan kepedulian masyarakat tertinggal tentang pentingnya
pendidikan. Hal ini semakin kompleks dengan tidak adanya upaya untuk pembenahan
kesejahteraan masyarakat didaerah terpencil.
Saya
menyimpulkan ada beberapa faktor penghambat yang menjadikan upaya pencerdasan
didaerah tertinggal seringkali mengalami banyak hambatan. Faktor – faktor tersebut
adalah rendahnya sumber daya manusia di wilayah tersebut terutama dalam
penguasaan ilmu pengetahuan. Yang kedua adalah faktor infrastruktur atau sarana
dan prasarana pendidikan dan pendukung lainya yang terbatas. Ketiga adalah
faktor perekonomian penduduk didaerah terpencil yang masih sangat rendah,
keempat adalah paradigma masyarakat yang masih memandang sebelah mata tentang
pendidikan dan yang terakhir adalah budaya masyarakat yang masih belum lepas
dari suasana primitif dan menolak masuknya pengaruh luar yang mereka anggap
membahayakan kebudayaan mereka.
Dalam
permasalahan tersebut kita sebagai seorang pemuda bangsa yang memiliki
kesempatan untuk belajar lebih tinggi harus memandang permasalahan tersebut
dengan kretif dan mengacu pada realita masyarakat saat ini. Menyikapi hal tersebut
perlu diuraikan solusi dari setiap masalah dari pelayanan pendidikan didaerah
terpencil, untuk selanjutnya di bentuk master plan perencanaan pendidikan
diaerah terpencil yang melibatkan peran serta pemuda sebagai ujung tombak
pembangun bangsa.Pertama yang perlu di sorot adalah kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) di wilayah terpencil bisa di nilai masih tertinggal di banding
wilayah dengan aksesibilitas yang mudah. Hal ini wajar karena dengan berbagai
keterbatasan baik bagi penduduk lokal maupun bagi pemerintah untuk pengembangan
wilayah tersebut. Sebagai seorang mahasiswa kita bisa berperan aktif dalam menyikapi
masalah keterbatasan SDM di daerah terpencil sebagai bagian tanggung jawab
seorang anak bangsa yang memiliki kesempatan lebih banyak dalam mendapatkan
pendidikan. Hal ini bisa di wujudkan untuk ikut serta meningkaykan kualitas SDM
bangsa malalui pendidikan. Langkah nyata yang bisa diambil harus didasarkan
pada analisis yang mendalam terutama tentang kondisi masyarakat. pengembangan
pendidikan bisa dilakukan dengan menjadi pengajar anak – anak usia sekolah
melalui pendidikan yang menyatu dengan alam seperti yang diadopsi oleh sekolah
alam. Dengan kemasan yang bersahabat tentunya akan mampu menarik minat anak –
anak untuk ikut belajar.
Pendidikan
yang bertujuan dalam pengembangan SDM tidak boleh dikerdilkan maknanya hanya
sekedar pendidikan baca atau tulis saja. Tapi lebih dari itu kita harus mampu
mengubah paradigma mereka tentang pentingnya kontribusi terhadap bangsa. Hal ini
akan menjadi pendobrak bagi pandangan lama yang masih melihat pendidikan
sebagai hal yang bertolak belakang dengan kearifan lokal. Paradigma masyarakat
tersebut harus diarahkan bahwa kontribusi masyarakat adalah sebuah kewajiban
dalam konteks tanggung jawab rakyat terhadap negaranya. Hal tersebut bisa dilakukan melalui
pendekatan kebudayaan lokal. Sebagai
seorang pemuda yang cenderung lebih modern, kita harus menghilangkan sikap
egois ataupun merasa ekslusif karena 2 hal ini lah yang seringkali menjadikan
kita terkotak – kotak dan bisa menimbulkan resiko ditolaknya kita oleh warga
lokal. Solusinya kita harus berbaur dalam masyarakat, menjadikan pesan dan
harapan kita sabagai bagian dari pelestarian budaya. Hal inilah yang akan mampu
menjadikan konsep pendidikan yang kita bawa diterima oleh masyarakat.
Masalah
lainya yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah adalah sarana dan
prasarana penunjang pendidikan yang masih sangat terbatas. Hal ini bisa dilihat
diwilayah pedalaman indonesia timur. Peran kita dalam mengatasi permasalahan
sarpras yang ada di wilayah terpencil untuk bisa menunjang pendidikan adalah
advokasi pada pihak – pihak pemangku kepentingan (stakeholder) misalnya dengan
menggandeng perusahaan atau pengusaha lokal untuk dapat berperan melalui perintisan fasilitas pendidikan di
wilayah terpencil tersebut. Hal ini akan menjadi faktor kunci dalam pendidikan
di wilayah terisolir. Faktor selanjutnya yang perlu kita pecahkan adalah faktor
ekonomi penduduk. Hal ini bisa kita atasi melalui pembinaan mayarakat untuk pengolahan
SDA yang lebih modern dan kreatif tentunya, kita juga harus berperan
mempromosikan dan mengembangkan jaringan ke mayarakat lainnya. Dengan hal
tersebut akan memberikan efek domino yang positif karena akan meningkatkan
mobilitas penduduk dan jaringan sosial yang lebih luas serta bermuara pada
semakin pentingnya pendidikan.
Selain
masalah itu, hal yang perlu dipahami yang menjadi karakteristik ironi masyarakat
daerah terpencil yang sudah mendapatkan pendidikan juga beraneka ragam. Ini menunjukkan bahwa
kontinuitas pengawasan pendidikan perlu diperhatikan. Hal tersebut diataranya
adalah masih tingginya angka putus sekolah disemua jenjang pendidikan, hal ini akan mengakibatkan upaya kita dalam
mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri hilang. Penyiapan tenaga pendidik
lokal yang akan berfokus dalam usaha peningkatan keterampilan peserta didik
dalam mengolah potensi yang ada bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Yang kedua adalah rendahnya
kesejahteraan guru, guru dalam
pendidikan bagaikan sebuah pelita penyala bagi lilin – lilin lainnya, perlu
mendapatkan perhatian dari pemerintah, hal yang bisa kita lakukan sebagai
seorang pemuda ataupun mahasiswa adalah melalui pengkaryaan guru – guru dalam
bidang lainnya malalui pendidikan kewirausahaan. Ini akan menciptakan guru yang
mandiri secara finansial dan tentunya menunjang pendidikan. Kemudian kita juga
harus berfokus pada pengembangan generasi guru baru yang nantinya akan berperan
dalam mengawal kemandirian daerah yang dimaksud.
Sebagai
seorang pemuda, kita harus menjadi di jembatan atau sebagai penghapus
disparitas akses bagi pendidikan didaerah terpencil untuk dapat mengejar
ketertinggalan . hal ini sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai seorang
pelajar yang tentunya mendapatkan sokongan masyarakat melalui pajak, termasuk
sokongan dari masyarakat diwilayah terpencil dan terisolir yang hidup dalam garis
kemiskinan dan keterbelakangan. Wujud nyata pengabdian kepada masyarakat ini
bisa kita galakkan melalui wadah apapun dan oleh siapapun yang memang peduli
dengan kemajuan bagsa terutama dari sektor yang paling dasar ini. Harapan saya,
akan lebih banyak generasi pemuda yang
lebih proaktif dalam menyikapi kondisi bangsanya melalui tindakan nyata yang
berdampak langsung kepada masyarakat. jika semua pemuda bisa sependapat dan mau
bahu – membahu berusaha, saya yakin dalam kurun waktu yang tidak lama Indonesia
akan kaya generasi anak bangsa berprestasi dari wilayah terpencil yang dulunya
dianggap terbelakang.
Bagus...tapi pemerataan pendidikan juga bukan tanggung jawab pemuda saja. tapi juga sebuah kewajiban bagi pemerintah sebagai penyedia jasa pendidikan.... jempol buat anda
ReplyDeleteMUHAMMAD FAHDILLAH FAHMI : pemerataan pendidikan adalah tanggung jawab semua kalangan, mulai dari si kaya hingga si miskin, melalui cara dan peran masing - masing. tapi Pemerintah sebagai Pengemban fungsi eksekutif harus mampu mengelola fungsi dan peran - peran serta potensi negara untuk pemeratan yang lebih baik :)
DeleteSeandainya pemuda memilki pandangan yang sama tentang kondisi pendidikan di indonsia seperti yang di sebutkan. memang bukan sebuah kemustahilan untuk memjukan pendidikan melalui upaya pembangunan sektoral penunjang pendidikan, penyediaan guru terdidik,dan juga upaya publikasi Sumber daya lokal. Hal ini haruslah di awali dengan analisis kondisi masyarakat yang akan menjadi target dalam program ini. Bagus! Semangat, semoga sukses! :D
ReplyDeleteMUHAMMAD FAHDILLAH FAHMI : SEPAKAT.. harus berupaya menjadi jembatan, penghilang batas antara yang maju dan yang terbelakang. Itulah PEMUDA :D
ReplyDeletesemoga menginspirasi Ris :)
Essay yang bagus dan semangatnya positif mas :) Memang hal-hal diatas adalah saran-saran yang ideal untuk dilakukan sebagai upaya pemerataan pendidikan. Kesinergisan antara semua pihak pemerintah, swasta masyarakat sangat penting.
ReplyDeleteMungkin mas bisa ceritakan satu kasus ke saya tentang daerah terpencil di Indonesia yang pernah mendapat pengalaman diajar oleh pemuda-pemudi di Indonesia :) salam
semua harus bersinergi dan berupaya memajukan pendidikan tk terkecuali siapapun
ReplyDeleteinfonya bagus. saya minta untuk bahan referensi GT saya ya kak. terima kasih. :)
ReplyDelete