Skip to main content

Mengembalikan Karakter Indonesia Yang Sesungguhnya Dengan Kembali Menyalakan Semangat Seni Dan Budaya Yang Kini Mulai Padam

Oleh : Fadjar Mulya

Remaja merupakan generasi penerus bangsa, merekalah pemegang estafet kepemimpinan, mereka pulalah yang nanti menentukan masa depan negera Indonesia, mau bergerak kearah yang lebih baik atau mau tetap seperti saat ini, atau bahkan membuat negeri ini kearah yang lebih buruk, di tangan mereka kelak semua rakyat berharap suatu perubahan. Jumlah remaja di Indonesia adalah sekitar 26,7 % dari total penduduk Indonesia atau sekitar 63,4 juta jiwa (Vivanews 2012), jumlah yang cukup besar, dari 63,4 juta jiwa tadi sekitar 58 juta adalah Pelajar (Antaranews 2012) dan sekitar 4,8 juta adalah mahasiswa (Kompas 2011). Jumlah pelajar Indonesia ini hampir menyamai jumlah penduduk Inggris raya, artinya kita mempunyai potensi sumber daya manusia yang sangat besar, jika kita benar-benar mendidik remaja yang jumlahnya hampir menyamai jumlah penduduk Inggris raya tadi, tentu kelak Indonesia merupakan Negara yang disegani dunia, belum lagi kekayaan alam yang amat banyak, keanekaragaman hayati yang begitu besar, bukan jawaban yang keliru jika kelak Indonesia menjadi Negara yang paling disegani dunia.
Namun, Potret Remaja bangsa Indonesia saat ini, sangat memilukan, meski sebahagian persen berprestasi mengharumkan nama bangsa, tapi lebih banyak dari mereka malah mengotori bahkan menghancurkan nama baik bangsa Indonesia. Sebagian mereka menjadi korban akibat penyalahgunaan Narkoba, sebagian mereka terlena dengan nikmatnya dunia malam dan pergaulan bebas, sebagian mereka asyik tawuran, serta sebagian mereka harus merelakan potensi mereka yang begitu tinggi hancur akibat harus nikah dini. Berdasarkan data statistik 5 tahun ke belakang, Jumlah remaja yang terlibat kasus NAPZA sekitar 78 % dari 3,2 juta penduduk (SKRRI 2007), di tahun 2009 jumlah remaja yang terlibat Narkoba adalah sekitar 1,1 juta pelajar dan mahasiswa (Badan Narkotika Nasional), selain kasus Narkoba, kasus yang perlu disorot adalah kasus tawuran, kita ambil sampel wilayah jabodetabek, Setidaknya 17 remaja tewas dalam tawuran di wilayah Jabodetabek sejak 1 Januari 2012 hingga 26 September 2012 (Tempo, 2012) belum lagi jumlah pelajar yang tewas di lain kota, hal lain yang juga patut diperhatikan adalah kasus seks bebas, survei Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33 Provinsi dari Januari sampai dengan Juni 2008 didapatkan 62,7 % remaja SMP tidak perawan. Sementara menurut Kepala BKKBN Pusat Sugiri Syarif tahun 2009 dikatakan 22,6 % remaja termasuk penganut seks bebas, Berdasarkan data Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2008 didapatkan tidak kurang dari 2,5 juta kasus aborsi ditemukan di Indonesia setiap tahunnya. Sungguh mengecewakan, tapi apakah kita hanya bisa diam dan memilih acuh tak acuh, atau bahkan mengutuk, mari kita bergerak membuat suatu perubahan, menciptakan remaja yang berkarakter Pancasila, menanamkan kembali budaya moral dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang kini hampir padam.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan seni dan budaya, mulai dari sabang sampai merauke mempunyai jutaan kekayaan seni dan budaya yang begitu luar biasa, Ideologi Negara Indonesia yaitu Pancasila, merupakan simpulan dari ragam Budaya yang dimiliki Indonesia, tari-tarian dari beribu pulau menghiasi kekayaan Indonesia, tarian itu bukan tanpa makna, setiap gerakan memiliki arti-arti penting dalam kehidupan, namun sayang generasi muda saat ini jarang sekali memperhatikan kekayaan seni dan budaya negeri ini, mereka lebih cenderung memanfaatkan teknologi yang serba instan, disana banyak hobi yang mereka dapatkan, apapun yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan, sesuatu yang dulu dianggap tabu, bagi mereka sesuatu yang biasa-biasa saja saat ini, permainan anak-anak kecil kini telah digantikan semua dengan teknologi modern, padahal dari permainan tradisional dan seni tradisional seperti tarian daerah, begitu banyak makna-makna kehidupan yang terkandung, contoh tari piriang sumatera barat, gerakan-gerakannya mempunyai arti yang begitu besar, mensyukuri nikmat tuhan, bekerja penuh ikhlas, tidak mudah menyerah, dan selalu berusaha sabar, selalu bersyukur atas nikmat dan rizki yang Tuhan berikan, bekerja dengan ikhlas demi mendapatkan ridho dan petunjuk-Nya, pantang menyerah dalam bekerja, sabar di setiap cobaan yang datang. Semua itu jika disatukan akan menjadi obat serbaguna yang paling ampuh, diantaranya adalah obat pemberantas sifat korupsi, kita tahu bahwa korupsi merupakan permasalahan terbesar bangsa kita, dalam tarian-tarian tradisional juga mengajarkan tata cara berpakaian, bersih, sopan, dan rapi, sehingga terlihat indah, setiap tarian-tarian tentu memiliki kandungan makna kehidupan yang berbeda, begitu banyak ilmu-ilmu kehidupan yang dapat kita ambil dari makna gerakan tarian di Indonesia ini. Seni bela diri juga merupakan kekayaan Indonesia, salah satunya pencak silat, dalam pencak silat kita juga diajarkan bagaimana menahan emosi, bagaimana berlaku santun, bersabar, dan tentunya menghormati orang lain, tidak berusaha melukai bahkan membunuh orang lain, begitu banyak makna gerakan silat yang ada di negeri kita, sayangnya kita generasi muda kurang memahami akan hal itu. Budaya Indonesia begitu banyak, namun satu per satu mulai luntur, budaya kita yang mulai luntur ini hendaknya dihidupkan kembali, khususnya untuk para remaja yang seharusnya melestarikan dan menggerakkan kembali kebudayaan-kebudayaan Indonesia, karena kita tahu Budaya Indonesia itu mencerminkan Negera Indonesia yang sesungguhnya.

Untuk kembali menghidupkan api semangat seni dan budaya Indonesia, kita anak muda yang punya tanggung jawab akan hal itu harus bergerak, mulailah kembali mempelajari seni dan budaya Indonesia, kita punya banyak seni dan budaya, jika kamu mau mencari tahu itu, salah satu diantaranya pasti kamu suka, jika kamu menemukan sesuatu yang kamu suka tentu kamu akan berusaha mempelajarinya, berusahalah belajar dan mengajarkan sesuatu yang kamu suka itu, berbagilah bersama mereka generasi muda yang lain untuk saling berusaha belajar mencintai seni dan budaya Indonesia. Sedikit melirik ke negeri polandia, Jadwika, seorang wanita kebangsaan polandia yang dulu pernah tinggal di Indonesia, ia mencintai tari-tari Indonesia yang kental dengan ciri khas Indonesia, di rumahnya ia ciptakan sebuah sanggar tari yang ia beri nama Sanggar Tari Damai, karena baginya ketika ia menari tarian Indonesia, ia merasa ada suatu kedamaian hati. Selain tari-tarian Indonesia, Jadwika juga memperkenalkan alat-alat musik tradisional Indonesia dan banyak dari mereka anak-anak muda yang ikut, hasilnya baik sekali, di lingkungannya beberapa permasalahan remaja seperti bunuh diri, seks bebas dan narkoba berkurang, menurutnya gerakan-gerakan tarian Indonesia mengajarkan kelembutan, ketenangan dan keceriaan sehingga mereka senang (RCTI 2012), tentunya kita tidak mau kalah dengan orang asing yang notabennya bukan warga Negara Indonesia, maka dari itu ayo lakukan langkah kecil untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik, tanamkan dan amalkan nilai-nilai seni dan budaya Indonesia, mari bersama kita hidupkan kembali budaya Indonesia, berpakaian rapi, gagah, anggun dan sopan, menari dan memainkan alat musik tradisional Indonesia di waktu senggang untuk mengurangi beban fikiran, belajar silat untuk membela diri, dan tentunya berbagi kepada semua teman, saya berharap setiap kampung mempunyai sanggar seni kecil dimana disana anak-anak muda belajar dan mengajarkan seni dan budaya negeri ini, mengekspresikan semua kemampuannya disana, belajar mencintai Indonesia sedini mungkin, kalau bukan kita siapa lagi yang akan bertindak, tunggu apa dan tunggu siapa, apakah kita perlu menunggu seni dan budaya kita hilang diambil satu per satu oleh bangsa asing, apakah kita harus malu dengan seni dan budaya negeri kita, ayo kita tunjukkan aksi dan kontribusi kita, bahwa kita 100% Indonesia.


Comments

  1. Mntap da, sangat bermanfaat postingannyo

    ReplyDelete
    Replies
    1. mokasih sanak... semoga bisa berbagi lagi :D

      Delete
  2. bagus mg mel SIa ini karakter indonesia yg sesungguhnya dpt sgr terwujud.amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin.. mari kita tingkatkan kontribusi kita untuk tanah air kitaa :D

      Delete
  3. artikelnya keren banget!
    mudah-mudahan Indonesia bisa lebih mampu mengoptimalkan potensi para penerus bangsanya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mas... amiin.., mari kita berkarya untuk bangsa kita mas :D

      Delete
  4. terimakasih teman2 semua sudah ngelike, tweet, share, dan vote..
    mari kita berjuang bersama utk kemajuan bangsa Indonesia,
    salam hangat dari jogja, kota seni dan budaya...

    ReplyDelete
  5. sukses buat artikelnya, sukses buat Indonesia

    ReplyDelete
  6. makasih wedar.. bantu support yak :D

    ReplyDelete
  7. coba kalo pemerintahan indonesia se-supportive pemerintahan singapura atau malaysia, kita bakalan lebih baik dari mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehee... mari kita doakan pemerintah kita untuk menjadi yg lebih baik lg mbak :D

      Delete
  8. harus dimulai dari diri sendiri, banyak ngobrol sama yang tokoh masyarakat biar ga putus seni dan budayanya

    ReplyDelete
  9. setuju mas hadii.. :D, mari di lakukan...

    ReplyDelete
  10. semoga bermanfaat buat yg baca jar :)

    ReplyDelete
  11. Pengaruh globalisasi sangat memberikan dampak bagi Indonesia. globalisasi seperti pisau yang memiliki dua mata, jika digunakan dengan baik maka itu sangat berdampak positif begitu pula sebaliknya.

    kita lihat dari segi budaya, banyak budaya asing yang masuk ke indonesia secara bertubi tubi tanpa mengenal waktu. kita ambil contoh budaya k-pop. akhir akhir ini kita dihebohkan dengan budaya gangnam style 강남 세트레 , dan itu cepat sekali meresap ke generasi muda kita. pertanyaannya adalah bagaimana dengan budaya asli sendiri ? kenapa gerakan gangnam style lebih di sukai dari pada gerakan tari tor tor ?

    apa yang salah dengan hal ini ?

    kita mudah saja mengucapkan "mari cintai budaya sendiri" akan tetapi merealisasikannya itu tidaklah mudah. lalu bagaimana ?

    itu tidak dapat berjalan dengan sendirinya, perlu campur tangan dari pihak pihak yang memiliki perhatian terhadap hal itu, entah itu pemerintah atau swasta. yang jelas di butuhkan kerja sama yang baik untuk dapat melakukannya.

    please visit my site :
    http://www.mycahaya.com
    http://blog.umy.ac.id/cahaya

    ReplyDelete
  12. terimakasih mas rihzki, super sekali argumentnya..
    saya menggaris bwahi kata2 mari cintai budaya sendiri,, ya kita harus memberi kontribusi d dlm seni dan budaya, minimal lisan dengan kata2 td, lalu kenapa gangnam style ? ya karena gerakan itu d buat booming oleh masyarakat dunia, coba kita boomingkan gerakan tor tor yg mampu menarik pandangan mata org2, saya rasa ini bisa efektif, seni dan budaya kita sudah d akui dunia, sudah triliunan mata yang terpesona akan budaya kita..
    marilah dr diri sendiri melakukan usaha-usaha melestarikan budaya seperti ikut silat, tari, menyanyi dan sebarkan lah ke lingkungan
    itu dari saya terimakasih mas rihzki :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ya, okee blog nya nanti saya visit dan saya baca, terimakasih atas ajakannya :D

      Delete
  13. kebudayaan Indonesia sebenarnya itu indah karena keanekaragamannya tapi penuh tepo seliro dan toleransi

    ReplyDelete
  14. Keren sekali postingannya. Saya sangat setuju dengan pendapatmu, tetapi bolehkah 'cara orangtua mendidik anak' dimasukan sebagai salah satu faktor penting untuk membuat generasi remaja yang berprestasi?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prestasiku Untuk Masa Depan (1)

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Daerah Terpencil

oleh : Partin Nurdiani Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spititual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya. Mulai dari prestasi-prestasi anak didik kita di tingkat nasional maupun international hingga rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil. Masih kurangnya sarana dan prasarana dan kualitas pengajarnya yang pas-pasan menjadi salah satu faktor penyebab pendidikan di daerah terpencil terkesan tertinggal. Sehingga kemajuan pendidikan di Indonesia hanya terpusat di daerah perkotaan sedangkan di daerah terpencil kurang diperhatikan. Tak jarang kurangnya perhatian pemerintah itu mengesankan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum benar-benar adil seperti apa yang tercantum dalam UUD 1945.